Benar-benar berbahaya!
Saya bekerja shift malam di bagian emergency gawat darurat. Suatu malam seorang ibu hamil yang mengalami pendarahan berat didorong masuk. Pihak keluarga yang menemaninya adalah seorang pria dan seorang wanita.
Wajah ibu hamil ini pucat pasi, selimut yang dipegang pada tangannya penuh dengan darah. Bau darah yang menyegat memenuhi seisi ruangan emergency.
Kami melakukan pemeriksaan sambil bertanya mengenai keadaan pasien. Detak jantung 128 kali/menit, tekanan darah 136/81 mmHg, denyut nadi 127 kali/menit……, ibu hamil tersebut berumur 27 tahun, 2 tahun yang lalu pernah operasi caesar, sekarang sedang hamil 19 minggu.
“Sebelum datang ke rumah sakit ini apakah pernah melakukan pemeriksaan?” Namun pada saat yang bersamaan, pihak keluarga yang pria menjawab “Pernah”, sementara pihak keluarga yang wanita menjawab “Tidak pernah”.
“Jadi sebenarnya ada atau tidak?” dengan sedikit tidak bersabar kami bertanya. Keluarga yang pria ini sepertinya sedang berusaha menyembunyikan sesuatu.
“Apakah pernah melakukan induksi persalinan” Pertanyaan ini langsung disangkal oleh pihak keluarga.
“Jika kalian tidak berkata jujur, kami tidak tahu bagimana harus menolongnya?”
Akhirnya mereka dengan jujur mengaku bahwa sebenarnya sebelum datang ke rumah sakit ini mereka telah pergi ke rumah sakit lain untuk melakukan induksi persalinan tetapi mengalami pendarahan hebat. Kami segera mendorong pasien untuk masuk kedalam kamar USG, ternyata didapati kondisi yang jarang ditemui yaitu plasenta previa. Ibu hamil dengan plasenta previa mengalami kemungkinan pendarahan hingga 100 %. Biasanya plasenta pada kehamilan normal akan melebar pada sisi atas rahim, sehingga kehamilan dengan kondisi langka ini sangat beresiko tinggi.
Pasien dikarenakan mengalami pendarahan berat, kesadarannya hampir-hampir hilang dan dengan lemah ia berkata: “Saya mau tidur, saya mau tidur”. Kami terus memanggil-manggil namanya dan berkata: “Jangan tertidur, kamu tidak boleh tertidur, jangan sampai tertidur!”
Dikarenakan pasien terus mengalami pendarahan yang hebat, kami tidak dapat melakukan injeksi lewat pembuluh darah vena. Namun setelah melewati perjuangan yang sangat panjang, akhirnya nyawa ibu hamil ini berhasil ditolong tapi keesokan harinya ia mengalami keguguran.
Cerita ini hendak mengingatkan kita untuk harus membangun rasa saling percaya antara dokter dan pasien, terutama pada momen yang krits. Demikian tim medis baru dapat bahu membahu untuk menolong pasien serta bersama-sama mengatasi penyakit yang diderita!
slither365.com/nyawa-istri-di-ujung-tanduk-suami-tetap-tidak-mau-jujur-setelah-terus-ditanya-ternyata.html
Không có nhận xét nào:
Đăng nhận xét